Posisi
geografis serta wilayah laut yang luas sangat mendukung Indonesia untuk menjadi
poros maritim dunia. Diketahui bahwa
dewasa ini pusat gravitasi geo-ekonomi dan geo-politik dunia sedang bergeser
dari Barat ke Asia Timur, negara - negara Asia sedang bangkit. Momentum ini
menunjang cita - cita Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar sebagai poros
maritim dunia.
Poros
maritim merupakan sebuah gagasan strategis yang diwujudkan untuk menjamin
konektifitas antarpulau, pengembangan industri perkapalan dan perikanan,
perbaikan transportasi laut serta fokus pada keamanan maritim. Pada salah satu
artikel yang saya kutip dalam situs http://www.presidenri.go.id, menyebutkan bahwa dalam sambutannya di Konferensi
Tingkat Tinggi (KTT) Asia Timur, Presiden
Jokowi menegaskan bahwa ia bertekad menjadikan Indonesia sebagai poros
maritim dunia.
“Saya memilih forum ini untuk menyampaikan
gagasan saya tentang Indonesia sebagai poros maritim dunia, dan harapan saya
tentang peran KTT Asia Timur kedepan” kata Presiden Jokowi dalam pidatonya di KTT Asia Timur, di Nay Pyi Taw, Myanmar,
Kamis (13/11/2015). Para pemimpin
bangsa Indonesia telah memiliki pemahaman mendalam terhadap geo-politik.
Hal itu akan membawa kesadaran kepada bangsa dan rakyat Indonesia
bahwa masa depan dunia berada di kawasan Pasifik. Pimpinan bangsa ini telah
mengeluarkan doktrin politik luar negerinya yakni menjadikan Indonesia
sebagai poros maritim dunia, terkandung tujuan agar bangsa
Indonesia menjadi bangsa yang dihormati oleh bangsa -bangsa dunia. Jika
mengingat kembali sejarah pada periode 1955 – 1960 pada saat Bapak Presiden Soekarno membawa doktrin
kejayaan di laut sebagai doktrin yang akan membawa kejayaan bangsa Indonesia.
Soekarno pernah mengatakan untuk menjadi bangsa yang kuat dan sejahtera, kita
harus menjadi bangsa bahari. Sudah saatnya kita mewujudkan Indonesia menjadi
bangsa yang kuat dan sejahtera seperti perkataan Soekarno.
Mimpi untuk mewujudkan potensi Indonesia
sebagai poros maritim dunia dapat dan sangat mungkin untuk diwujudkan dengan
adanya tindakan sinergis antara pemerintah, masyarakat beserta lembaga
ketahanan negara. Seperti yang dibeberkan oleh Presiden Jokowi di Pertemuan
Puncak Asia Timur (EAS) di Nay Pyi Taw,
Myanmar pada 13 November 2014 lalu, bahwa terdapat lima pilar utama yang akan
menjadikan Indonesia mewujudkan cita-citanya menjadi poros maritim dunia.
Pilar pertama
yang menurut saya sangat perlu diperhatikan oleh seluruh rakyat Indonesia yaitu
Pembangunan Kembali Budaya Maritim Indonesia. “Sebagai
negara yang terdiri atas 17 ribu pulau, bangsa Indonesia harus menyadari dan
melihat dirinya sebagai bangsa yang identitasnya, kemakmurannya, dan masa
depannya, sangat ditentukan oleh bagaimana kita mengelola samudera,” kata
Presiden Jokowi.
Pilar Kedua adalah komitmen menjaga dan
mengelola sumber daya laut dengan fokus membangun kedaulatan pangan laut
melalui pengembangan industri perikanan dengan menempatkan nelayan sebagai
pilar utama. Perlunya komitmen untuk
mendorong pengembangan infrastruktur dan konektivitas maritim dengan membangun
tol laut, pelabuhan laut, logistik dan industri perkapalan serta pariwisata
maritim menjadi tonggak pilar ketiga.
Terciptanya hubungan kerja sama pada bidang kelautan
dengan semua mitra Indonesia merupakan pilar
keempat.
Pilar terakhir adalah
sebagai negara yang menjadi titik tumpu dua samudera, Indonesia berkewajiban
membangun kekuatan pertahanan maritim.
Baca Artikel Lainnya :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar